Jumat, 25 November 2016

Dahsyatnya Ujian! Antara paksaan dan Kerelaan


Hakikat ujian

“Ujian” inilah hidup di dunia, yang hakikatnya adalah bukan tempat tujuan tapi tempat ujian. Dengan ujian seseorang akan menjadi hina atau mulia, dengan ujian kita bisa melhat orang yang serius dan sunguh-sungguh dengan yang orang yang malas dan lemah semangat.

Inilah hari dimana detik-detik waktu terus berjalan menuju menit, jam,hari,minggu bulan dan tahun. Yang dimana semuanya tidak lepas dari ujian, baik ujian ruhiyah (spiritual, mental, keimanan) ataupun ujian jasadiyah (jasmani, harta-benda).

Inilah detik-detik kesibukan Santri Baitul Qur’an Cirata menuju ujian yang sebentar lagi akan menghampiri mereka. Suasana datangnya ujian semester begitu terasa; anak-anak belajar disana sini, ada yang belajar di Masjid, taman, kelas, Aula dan bahakan di meja makan. Para santri begitu antusias dan semangat man jadda wa jada mengalir dalam darah mereka.

Dengan berbagai mata pelajaran yang begitu banyak, mereka berusaha mempersiapkan dengan sematang-matangnya dan terus di bimbing oleh gurunya selama belajar. Dalam sebuah apel pagi Ust. Hasbi, mudir BQ Cirata pernah meyampaikan: “Meremehkan segala sesuatu adalah awal dari kehancuran.. Perkara yang remeh jangan dianggap kecil, apalagi perkara yang besar harus dipersiapkan dengan persiapan yang besar dan kematangan jiwa yang besar..!”

Jalan-jalan naik kuda
Di tengah jalan ketemu anak muda
Ujian hidup akan selalu ada 
Selama nafas kita masih terasa

Pendidikan dengan paksaan

Biar peluru menembus kulitku aku akan terus meradang menerjang, luka bisa kubawa berlari-lari hingga hilang pedih perih (Puisi oleh Chairil Anwar). Ketika kita terjatuh bangkitlah dan ketika kita terluka jangan menyerah. Berjuanglah untuk kebaikan dan kebenaran sesulit dan sepahit apapun.

Ada sedikit paksaan dalam belajar untuk menghadapi ujian. Tapi Inilah caranya, segala bentuk perjuangan harus memerlukan paksaan terlebih dahulu. Terpaksa merupakan jalan pembuka untuk memulai sesuatu. Paksaan ini dapat diartikan sebagai benturan yang terjadi, dimana untuk membuka jalan tersebut maka terjadilah benturan hebat jika ingin membentuk sesuatu yang hebat. Tan Malaka mengatakan: “Terbentur, terbentur, terbentur.. maka terbentuk”. Inilah isyarat untuk memulai perjuangan walau awalnya terbentur atau terpaksa.

Tidak lama kemudian walau awalnya terpaksa, kemudian menjadi terbiasa. Oleh karena itu jangan pernah mengutuk keterpaksaan tersebut saat berjuang. Jamil Azzaini memuat dalam tulisannya, bahwa otot manusia itu memiliki mielin yang mana jika digunakan untuk terus bekerja maka ia akan terbiasa dalam bekerja keras. Begitulah dengan perjuangan, jika melanjutkan perjuangan maka perjuangan tersebut akan berlangsung dengan hebatnya.

Dari terpaksa kemudian menjadi terbiasa lalu kemudian menghantarkan orang tersebut menjadi pribadi yang bisa. Dengan terbiasa untuk berjuang maka akhirnya kita pun bisa mewujudkan kemenangan.

Dalam konteks kehidupan individu, dari ia terpaksa kemudian menjadi terbiasa sehingga ia bisa banyak kita temukan. Orang yang bisa di sini dapat diartikan seorang ahli di bidangnya. Para ahli mengakui untuk menjadi seorang ahli di bidangnya maka perlu alokasi waktu kurang lebih 10.000 jam terbang yang digunakan untuk menekuni bidang tersebut. Perlu di ingat, tidak hanya menjalankan akan tetapi ditekuni.

Dari rangkaian kata Dahsyatnya Ujian antara Paksaan dan Kerelaan yang sejatinya saling melengkapi itu menghantarkan pada kesimpulan bahwa manusia bisa menjadi ahli di bidang apa saja yang diinginkan, dengan paksaan dan keinginan kuat ,pepatah minang mengatakan: “Alah biso karena terbiaso” (sudah bisa karena terbiasa) demikian pepatah sunda mengungkapkan: “Nukeuyeung pasti pareung” ( kalau bersungguh sungguh pasti terwujud). 

Walau terpaksa namun akhirnya menjadi bisa. Namun jadi apa pun juga, mari ingatlah sebuah semboyan “Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus” maka pelajarilah dan kenali Allah dan syariat-Nya sebagai dasar yang harus kita tekuni terlebih dahulu, sebelum melakukan pijakan yang lain.

Semoga kita selalu ingat sama Allah karena selain usaha kita-pun berdo’a memohon padaNya, dan insya Allah Mengabulkan dan Melancarkan urusan kita semua. Selamat berjuang para santri BQ Cirata semoga segala cita-citamu tercapai dan mendapatkan keberkahan. (Ari/red)

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum.. mohon mf, mengenai pembelajaran SD kitab apakah yg digunakan? Terimaksih..

    BalasHapus

Peta Lokasi

Alamat:

Karoya, Tegal Waru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41165, Indonesia

Total Tayangan Halaman

Copyright © Baitul Quran Cirata Published By Asylumian Text

Design by Anders Noren | Edited by Fauzi Ahmad